Peran Orang Tua Dalam Pubertas Pada Anak

Peran Orang Tua Dalam Pubertas Pada Anak

Oleh Yunita Kwartarani M.Pd | Edisi Maret 2019

kak-rio1
Kak Rio dalam pemaparan Parenting di SD Islam Al-ikhlas

POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru) SD Islam Al-ikhlas kembali mengadakan Seminar Parenting dengan Tema menghadapi Pubertas pada anak. POMG di SD Islam Al Ikhlas selalu menjaring tema yang dibutuhkan oleh orang tua. Seminar kali ini di isi oleh Kak Rio ( Andrio Mfrizal) motivator dari  (Mental Coaching Clinic). Kak Rio dengan antusias memberikan beberapa trik agar orang tua mampu berperan dan memahami ketika anak-anak sudah memasuki masa pubertas.

            Seminar kali ini berbeda dari biasanya, dilihat dari judul, biasanya, pembicara yang lain akan melihat dari sisi orang tua, tetapi, Kak Rio justru membahas dari sisi perasaan anak yang mengalami masa pubertas.

            Anak yang mengalami masa pubertas, akan mengalami masa perubahan emosi yang terkadang merekapun tak menyadari. Mereka berubah menjadi ABABIL ( ABG Labil) tiba-tiba marah dengan masalah yang sebetulnya tidak bermasalah, atau menangis bagi anak yang perempuan dengan masalah yang juga sebetulnya tidak perlu ditangisi. Di masa inilah orang tua harus memahami perubahan yang terjadi pada anak. Tidak menghakimi sikap anak-anak yang memasuki masa pubertas.

            Ada  beberapa hal yang  disampaikan Kak Rio dalam seminar ini dan sangat menarik menurut saya yaitu :

  1. Berikanlah banyak waktu pada anak, karena waktu tak akan terulang. Jangan berikan sisa waktu pada anak. Anak-anak yang memasuki masa pubertas, akan menjadi anak yang introvert di awal, karena mereka mengalami perubahan fisik dan perubahan emosional. Orang tua harus menyiapkan waktu untuk menggali lebih banyak terhadap perubahan yang terjadi pada anak.
  1. To Love, Stop Compare, artinya, untuk menyayangi anak, orang tua tidak boleh membandingkan anaknya dengan anak orang lain, bahkan dengan adik atau kakaknya, karena setiap anak memilki karakter yang berbeda. Anak-anak yang memasuki masa pubertas, akan lebih sensitif daripada yang belum memasuki masa pubertas. Hal ini biasanya akan berpengaruh pada prestasi anak di kelas. Oleh karena itu, orang tua harus tanggap, dekati anak, ajak bicara agar ia bisa mngeluarkan banyak cerita. Bukan malah membandingkan dengan anak yang lain. Harga diri anak akan hancur apabila orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain, atau kakak adik sekalipun di depan temannya atau gurunya. Yakinlah, bahwa setiap anak itu unik. Allah SWT pasti menurunkan kecerdasan pada tiap-tiap anak.
  1. Membuat hidup menjadi Karena hidup memang harus bahagia. Karena kunci dari semua kesuksesan hidup adalah hati yang bahagia. Orang tua harus bahagia, anak pun harus bahagia. Simpan kesedihan orang tua dari hadapan anak, Jangan biarkan anak larut dalam kesedihan orang tua, apalagi jika anak belum siap mental untuk tahu kesedihan orang tuanya. Kebahagiaan itu kita yang menciptakan, jangan meminta orang lain untuk menciptakan kebahagiaan untuk kita.

Anak-anak yang memasuk masa pubertas, memerlukan dukungan dari orang dewasa, baik dari orang tua, maupun dari gurunya. Mereka perlu teman untuk bercerita, karena mereka mungkin kaget dengan perubahan fisiknya, dan akan sangat berpengaruh pada perubahan emosinya. Orang tua harus menyiapkan banyak waktu untuk mendengarkan keluhan mereka.

 

Ada  hal penting untuk orang tua dalam mendidik anak seperti kata Kak Rio yaitu:

  1. Terimalah usaha anak, walaupun kecil. Pujilah atas keberhasilannya, walau mungkin masih belum memuaskan kita sebagai orang tua.
  2. Tidak membebani dengan beban yang mereka tak mampu menggapainya. Jangan melulu menuntut anak untuk mendapatkan nilai sempurna, biarlah anak bahagia bersekolah. Dengan tuntutan nilai yang tinggi, anak tak akan bahagia belajar di sekolah. Berilah kebebasan yang bertanggung jawab.
  3. Tidak memaki anak dengan makian yang menyakitkan hati. Ini berat sekali dampaknya bagi anak. Kata-kata makian, akan sangat membekas dalam diri anak. Dalam keadaan apapun, jangan memaki anak.
  1. Memafkan kesalahan anak, dan tidak mengungkitnya lagi. Ada hal yang tanpa sadar kita lakukan, yaitu mengungkit kesalahan anak ketika anak melakukan kesalahan berikutnya. Maafkanlah kesalahan anak. Arahkan pada tindakan yang benar. Anak akan merasa berharga apabila iapun di hargai.

 

Kunci dari seminar kali ini adalah, “ Dekati anak-anak dengan penuh kasih sayang, hilangkan keluh kita ketika menghadapi anak-anak yang sedang memasuk masa pubertas”.

 

kakrio2
Kepala Sekolah, Pengrus POMG SDI Al Ikhlas bersama Kak Rio