Karena Modal, Sebuah Startup Juga Bisa Gagal

Karena Modal, Sebuah Startup Juga Bisa Gagal

Suatu instansi pendidikan secara harfiah (seharusnya) tidak memiliki masalah kualitas. Karena semua hal yang berunsur pendidikan pasti lah bermanfaat bagi setiap orang. Lalu, apakah yang menjadi masalah bagi suatu instansi pendidikan? Yap, betul apalagi kalau bukan ‘modal’. Modal atau uang adalah suatu pengaruh besar dalam tiap-tiap hal kehidupan. Salah satunya, ya, pendidikan.

Pendidikan sesungguhnya memang tidak memiliki masalah kualitas, namun memiliki masalah harga (kecuali untuk persiapan ujian). Jika orangtua mendapatkan pilihan untuk memilih antara dua platform pembelajaran online, mereka akan memilih yang lebih murah, karena mereka sangat tidak berpengalaman dan tidak mampu membedakan kedua produk tersebut. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa kedua platform tersebut mungkin tidak benar-benar berbeda satu sama lain.

Setiap konsumen harus tahu perilaku masing-masing pemangku kepentingan masing-masing dirinya di dalam suatu instansi, dan memainkannya untuk keuntungan pribadi maupun kelompok. Orangtua menyukai produk murah tapi bermutu, lembaga pendidikan menyukai produk unik yang bisa mereka dapatkan lalu akan mereka olah sendiri keterbagiannya.

Lalu, bisakah  suatu instansi pendidikan melakukan ini tanpa kehilangan uang?

Kesalahan yang lebih berat adalah ketika sudah ada niat untuk meningkatkan modal kelembagaan sebelum mencari tahu model yang tepat. Kemungkinan terburuk yang akan tejadi adalah ketika suatu isntansi pendidikan kemudian akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, yang hanya akan berakhir dengan rasa sakit yang lebih-lebih lagi. Jika sebuah startup ingin mengumpulkan dana maka “gaet” lah investor-yang memang tertarik pada bidang pendidikan dan sudah lama bergulat di bidang ini. Pemilihan investor yang cermat pun dapat menjadi pengaruh atas berkembangnya sebuah startup. (TN)