Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Melalui Kegiatan Story Telling
Seperti yang kita ketahui, pasca 2 tahun ditimpa Covid-19 sekarang anak-anak harus siap kembali lagi bersekolah secara offline. Tentu hal ini membawa banyak dampak positif untuk anak, setelah lebih kurang 2 tahun mereka hanya di rumah saja dan minim interaksi dengan lingkungannya. Kini saatnya mereka memulai interaksi sosial dengan teman-teman barunya di sekolah. Banyak anak yang langsung mudah berinteraksi sosial dengan teman-temannya, namun tidak sedikit juga anak-anak yang masih canggung dan perlu motivasi dalam bermain bersama temannya.
Saat bermain bersama teman-teman di sekolah menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Interaksi yang terjadi saat bermain, dapat mengembangkan semua aspek kemampuan terutama kemampuan sosial emosional. Melalui bermain bersama, anak-anak mampu beradaptasi dengan kondisi baru yang sebelumnya belum dirasakan, rasa kepercayaan dirinya pun akan meningkat ketika bermain bersama teman. Hanya saja, beberapa anak masih perlu di stimulasi lebih pada kemampuan kepercayaan dirinya.
Salah satu aktivitas yang sudah dilakukan di TK Islam Al Ikhlas dalam meningkatkan kepercayaan diri anak adalah story telling atau menceritakan sebuah cerita. Uniknya, bukan hanya guru yang bercerita namun anak-anak usia 4-5 tahun sudah diberi kesempatan untuk menjadi story teller. Hal ini sangat membantu meningkatkan rasa kepercayaan diri anak, nampak saat sebelum kegiatan story telling guru meminta anak untuk memilih buku cerita kesukaannya sendiri. Hal ini merupakan langkah awal sehingga anak-anak mampu percaya diri dengan buku pilihannya.
Saat kegiatan story telling berlangsung, anak-anak dilatih untuk berani tampil di depan teman-teman dan guru, mereka di minta untuk menceritakan gambar yang ada di dalam buku tersebut dengan bahasa sederhana sesuai dengan kemampuan anak masing-masing. Setelah selesai bercerita, story teller juga bertanya kepada teman-temannya tentang isi cerita yang sudah disampaikan. Anak-anak di ajak untuk mampu menyimak isi cerita yang disampaikan dan menghargai teman yang sedang bercerita. Setelah beberapa teman bercerita , ternyata hal ini mampu menggali minat anak lain untuk tampil bercerita juga di depan teman-temannya, nampak beberapa kali anak-anak bertanya kapan giliran mereka menjadi story teller. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan minat anak terhadap tanda, simbol, gambar dan tulisan serta memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan pramembaca .
Oleh Zahrotul Fauziyah, S.Pd