Aktivitas untuk Mempersiapkan Anak Belajar Baca Tulis

Apa yang terlintas dalam benak Ibu saat mendengar tentang belajar baca tulis? Apakah Ibu memikirkan tentang anak usia kurang dari 5 tahun yang sudah bisa membaca huruf dan kata sederhana? Atau anak setara PAUD yang sudah bisa menulis abjad dengan baik?

Tahukah Ibu bahwa belajar baca tulis bagi anak di bawah 5 tahun sesungguhnya tidak sekompleks itu? Ternyata, tidak sedikit orangtua yang salah kaprah tentang belajar baca tulis untuk anak usia dini.

Kemampuan membaca pada anak memang baru berkembang pada usia di atas 6 tahun. Sedangkan pada usia 4-5 tahun anak bisa dikenalkan dengan kemampuan pra-membaca dan pra-menulis. Usia sebelum itu, anak bisa distimulasi untuk mengenal konsep dasar membaca dan menulis. Mulai dari mengenal garis, titik, membaca gambar, dan posisi duduk yang benar.

Jika konsep dasar baca tulis menurut Ibu adalah bisa lancar membaca huruf dan menulis dengan baik, maka belajar baca tulis yang dijalani anak adalah sesuatu yang terlalu dini dan cenderung dipaksakan. Kemampuan baca tulis yang seharusnya dijalani anak pada usia 6-7 tahun tersebut berkaitan dengan sinkronisasi otak kanan dan kiri dalam membaca dan mencerna maksud dari bacaan. Sedangkan jika hal ini dipaksakan pada anak sebelum 5 tahun, anak hanya akan berhasil membaca tapi tidak memahami isi bacaan. Nah, maka dari itu, untuk anak usia di bawah 5 tahun, berikan kegiatan belajar baca tulis yang tepat dan tidak dilakukan dengan paksaan.

Stimulasi Keterampilan Membaca untuk Anak Usia Dini

Membaca pada anak usia pra sekolah lebih fokus untuk menguatkan fondasi komunikasi anak. Sayangnya, komunikasi banyak disederhanakan sebagai belajar baca tulis saja. Padahal, komunikasi diperlukan dalam segala aspek life skill anak nantinya, seperti mengungkapkan perasaan, mengikuti arah, menunjukkan simpati, berpikir sebelum bicara dan berbuat, memahami pilihan, bertanggung jawab atas sebuah keputusan, pengaturan untuk diri sendiri, mengontrol emosi, menghargai pandangan orang lain, mengemukakan ketidaksetujuan dengan sopan, berbagi, mengatasi masalah, memaafkan, dan menerima konsekuensi atas perbuatannya.

konsep dasar membaca di atas, oleh karena itu, sebaiknya orangtua memahami dan menerapkan pendampingan belajar baca tulis dengan menyeluruh dan penuh kesadaran, terutama pada anak usia dini. Kegiatan membaca di usia ini bisa berupa membaca gambar pada buku cerita, mengenal bentuk sederhana seperti lingkaran dan persegi, membaca gambar pada poster seperti buah, kendaraan, atau hewan, membaca pola, serta mengenal bentuk dari sebuah benda yang terpisah (puzzle).

Pada usia kurang dari 5 tahun, anak sebaiknya dikenalkan dengan aktivitas pra-membaca seperti berikut ini:

  1. Mengobrol dengan Perhatian Penuh 
  2. Mendongeng 
  3. Membacakan Cerita
  4. Bernyanyi
  5. Bermain Peran
  6. Berlatih Mengobservasi
  7. Membedakan Bentuk, Warna, dan Ukuran

Jika dasar membaca sudah kuat, anak akan otomatis tahu dia sedang membaca apa. Yang ia baca pernah ia lihat, ia eksplor, dan ia bisa membayangkannya sembari membacanya.

Stimulasi Keterampilan Menulis untuk Anak Usia Dini;

Menulis diawali dengan kemampuan anak membuat bentuk dengan tangannya, baik dengan jari maupun dengan bantuan alat tulis, kemampuan pra menulis adalah dasar ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk berkembang sebelum mereka mampu menulis. Komponen utamanya adalah bentuk-bentuk coretan garis, lengkung, titik, bentuk bujur sangkar dan segitiga, dan huruf x. Coretan yang anak buat adalah fondasi dasar kemampuan anak untuk menulis. Bukan berarti anak harus bisa menulis abjad langsung dengan benar, karena akan berkaitan dengan kecakapan anak memegang pensil, tulisan yang jelas bisa dibaca, dan berkaitan juga dengan rasa percaya dirinya. Stimulasi pra menulis ini juga sangat penting untuk mendeteksi tangan dominan anak, koordinasi mata dan tangan, hingga meminimalisasi kesulitan anak dalam menulis nantinya.

Stimulasi yang bisa diberikan di antaranya:

  1. Bermain playdough
  2. Eksplorasi dengan coretan
  3. Membuat titik
  4. Membuat beragam bentuk: lingkaran, segitiga, garis lurus, garis miring, X, dan persegi
  5. Meronce dengan beragam ukuran tali dan bentuk kancing
  6. Menjemur baju dengan penjepit
  7. Menggunting
  8. Bermain menyusun balok lego, atau mainan konstruksi lainnya.

Belajar baca tulis yang sesungguhnya merupakan tiang awal yang membangun kemampuan-kemampuan lainnya termasuk kemampuan sosial seseorang dalam berkomunikasi. Selain itu belajar baca tulis diharapkan mampu membuat anak tidak hanya sekadar mampu membaca atau menulis, tapi juga memahami isi bacaannya dan mengerti maksud tulisannya sendiri.

Oleh Nathania Puspitasari S.Pd