Pengenalan Literasi Dini dengan Permainan Fisik Motorik

Pengenalan Literasi Dini dengan Permainan Fisik Motorik

Dini Sugiartati, S.Pd

Pembelajaran hakikatnya merupakan suatu proses kegiatan yang pelaksanaannya dilaksanakan dengan aturan-aturan dan terstruktur, berjalan dengan sistematis dan logis serta berpedoman terhadap aturan yang disepakati bersama. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran adalah wujud dari bermacam hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran bukan semata-mata ambisi dari pendidik saja. Pembelajaran yang diharapkan tentunya mengarahkan anak untuk dapat berfikir kreatif agar dapat menjadi pembelajar yang aktif dalam proses. Keaktifan yang dilakukan oleh anak didik merupakan implementasi dari gagasan-gagasan yang dimilikinya.

Pendidik memiliki peran sebagai pendorong bagi anak agar anak memiliki pemikiran untuk mempunyai gagasan, mengembangkan ide, belajar secara aktif dengan cara sendiri, bukan berperan pengambil alih gagasan anak didik sehingga anak menuruti gagasan dari pendidik (Dewi & Suryana, 2020). Sebagaimana jenjang pendidikan lainnya, tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tentunya juga membutuhkan sebuah perencanaan sebelum dapat melakukan kegiatan belajar mengajar. Perencanaan pembelajarann pada AUD disusun berdasar pada kurikulum dengan orientasi karakteristik AUD. Pembelajaran yang tentunya berbasis permainan yang menyenangkan namun tetap mengedepankan tujuan dari sebuah kompetensi. Penyusunan rencana pembelajaran memiliki tujuan yakni sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, oleh karenanya perlu dipastikan bahwa penyusunan rencana pembelajaran benar-benar diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan (Suryana, 2019).

Kesenangan bermain merupakan karakteristik anak-AUD disamping yang lainya, kegiatan utama yang sering kita lakukan di taman kanak-kanak tidak lepas dari kegiatan bermain karena dengan bermain anak mempunyai wadah untuk mengekspresikan berbagai pengalaman emosionalnya seperti senang, sedih, sedang bergairah, sedang bersemangat, sedang kecewa, sedang marah dan lain sebagainya. Maka kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah “Bermain sambal belajar” dan bukan “Belajar sambal bermain” istilah ini dimaksudkan karena melalui kegiatan bermain anak-anak dapat menemukan pelajaran-pelajaran penting dengan cara yang sangat menyenangkan. Bermain merupakan aktivitas yang sangat penting dalam mempelajari sesuatu, termasuk mempelajari literasi. Metode yang tepat adalah menyampaikan pengetahuan tentang huruf-huruf. Permainan dengan pengembangan Fisik motorik pada AUD merupakan wujud untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, motorik kasar dan kemampuan bahasa dalam diri peserta didik sehingga literasi  tertanam sejak dini dan meminimalisir penggunaan permainan moderen ataupun gadget.

Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang kuat antusias terhadap banyak hal. Lingkungan yang dipersiapkan, anak dapat berlatih untuk memperluas persepsi sensorinya dengan menggunakan kemampuan motorik halus nya (memegang, meraba, menjiplak, menggunting, dst) dan motorik kasar (berjalan, berlari, melompat, bergerak cepat, dst). Permainan fisik motorik   ini sangat digemari oleh anak-anak. Dengan demikian terlihat sejauhmana efektifitas dan efisiensi permainan fisik motorik dalam memberikan stimulasi terhadap pertumbuhan literasi membaca awal pada Kelompok A di TK Islam Al Ikhlas. Apa dampak dari implementasi tersebut dan bagaimana efektifitasnya bagi pembelajaran dan dampaknya terhadap perkembangan literasi baca.

Daftar Pustaka :
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara/article/view/1438
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/download/6041/pdf
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/view/7238