INTERAKSI TEMAN SEBAYA ANAK USIA DINI
Usia dini dalam berperilaku sosial merupakan suatu fondasi perkembangan kemampuan anak untuk bersosialisasi. Sosialisasi merupakan suatu proses belajar yang membimbing anak kearah pengembangan kepribadian sosial. Interaksi sosial merupakan bagian dari perkembangan sosial anak.
Perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya. Pada tahap perkembangan sosial ini, anak juga sudah mulai menampakkan kesadaran untuk berusaha mencari teman bergaul di lingkungan sekolah dan anak juga menyadari untuk mendapatkan teman, anak harus dapat menjadi teman
Pada anak usia 5- 6 tahun, interaksi sosial nya memiliki ciri — ciri diantarannya, anak dapat menunjukkan sikap toleransi, sikap kooperatif dengan teman, anak dapat menunjukkan sikap empati, anak memahami peraturan dan anak dapat disiplin. Interaksi teman sebaya sendiri merupakan proses timbal balik anatara individu dengan kelompok sosial yang seusia, yang didalamnya mencakup adanya keterbukaan , kerjasama dan frekuensi hubungan individu dengan kelompok, yang mana interaksi teman sebaya tersebut dapat mengajarkan kepada anak bagaimana cara bergaul di lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Teman sebaya adalah merupakan kelompok yang beranggotakan anak-anak dan remaja, orang dewasa atau siswa yang mempunyai umur dan kepentingan yang sama serta mempunyai hukum atau norma yang dibuat secara bersama-sama. Menurut Monks, dkk (2006: 187), hubungan persahabatan dan hubungan peer group bersifat timbal balik dan memiliki sifat-sifat saling pengertian, saling membantu, saling percaya, dan saling menghargai serta menerima. Sedangkan menurut Mappiare (2000: 157), interaksi antar teman sebaya diartikan sebagai suatu kelompok baru yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan yang ada dalam lingkungan keluarga. Lingkungan teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana anak belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Sarlito (2006: 129), mengatakan bahwa dalam pergaulan teman sebaya terdapat hubungan perkawanan yang akrab dan diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama dan saling membagi perasaan, saling tolong-menolong untuk memecahkan masalah bersama. Dari berbagai pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa interaksi antar teman sebaya merupakan sekumpulan anak dengan keanggotaan terbatas, yang melakukan interaksi satu dengan yang lain, saling membagi dan mempengaruhi nilai, norma kebiasaan di antara mereka. Interaksi antar teman sebaya ditandai dengan aspek kualitas interaksi antar teman sebaya yang ditandai dengan aspek kualitas interaksi yang termasuk sifat toleran, luwes, energik, riang, memiliki rasa humor, bertingkah sewajarnya, kepercayaan diri, mencari perhatian, egois, interaksi dengan kelompoknya.
Kelompok teman sebaya memiliki tujuan yakni menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. selain itu terdapat tiga kebutuhan dasar individu dalam menjalani hubungan dengan individu lainnya yang meliputi inslusi (keikutsertaan dan ketertiban), kontrol dan afeksi.
Terdapat 3 bentuk bentuk hubungan teman sebaya yakni :
- perubahan individu, perubahan ini mempunyai fungsi kebersamaan, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, keakraban dan perhatian.
- kerumunan (crowd) merupakan bentuk interaksi teman sebaya yang terdiri banyak orang, mereka bertemu karena memuat tujuan yang sama dalam suatu aktivitas.
- Klik (cliques) merupakan interaksi teman sebaya yang memiliki jumlah yang sangat kecil, melibatkan keakraban yang lebih besar diantara anggota yang kohesif daripada kerumunan.
Oleh Azizah Febriyani, S.Sos