PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN OTAK ANAK
PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN OTAK ANAK
Oleh: Siti Rahmawati
- Pola Asuh Dan Struktur Fungsi Otak
Perilaku manusia terbentuk sesaui dengan “program” yang diberikan oleh lingkungannya. Apa yang direkam oleh otak anak dari seluruh pengalamannya sejak dilahirkan, diasuh dan dibersarkan akan menjadi sirkuit fungsional jaringan koneksi otak. Sirkuit fungsional jaringan otak ini mempengaruhi cara berfikir dan perilakunya. Perbedaan perilaku pada masing-masing individu disebabkan oleh perbedaan struktur otak yang terbentuk oleh lingkungan pola asuhnya.
Memahami perilaku manusia, sebagai langkah awal tentu ada baiknya orangtua dan pendidik memahami struktur dan cara kerja otak manusia. Secar garis besar berdasarkan fungsinya otak manusia terdiri dari 3 bagian utama yang disebut triune brain. Para ilmuwan meyakini bahwa otak yang paling pertama berkembang adalah disebut batang otak (otak reptil). Fungsi otak reptil adalah mengatur seluruh metabolisme tubuh seperti bernafs, denyut jantung, kerja organ-organ dalam tubuh dan sebagainya. Fungsi lainnya yakni orientasi menyelamatkan diri berupa refleks/siang/bertahan/menyerang dan lari. Otak reptile tidak mampu berfikir, otak reptile bekerja dibawah kesadaran manusia artinya, ia akan bekerja sendiri tanpa diperintah.
Terletak diatas otak reptile terdapat otak limbik atau disebut juga otak emosi, ia disebut juga otak mamalia atau otak emosi. Secara umum otak limbik berfungsi sebagai pengatur emosi dengan organ kecil di dalamnya yang bertanggungjawab memainkan peran tersebut dikenal dengan nama amigdala. Bagian emosi paling rendah (emosi negative) adalah emosi reaktif/amarah (emosional reactivity). Bagian emsoi menengah adalah emsoi seksual (sexsual behavior) dan yang paling tinggi adalah emosi positif adalah kelekatan/cinta (attachment) dan relasi sosial.
Otak korteks adalah bagian otak yang berada pada posisi paling atas, inilah bagian otak pada manusia yang berfungsi untuk berfikir, menganalisis dan kemapuan tinggi lainnya. Bagian otak ini menelaah segala hal secara rasional dan objektif. Bagian-bagian otak ini sangat berpengaruh pada perilaku dan kepribadian seseorang. Pada kondisi emosi tinggi otak reptile dan limbic akan bekerja sehingga otak korteks tidak terkativasi, inilah yang menyebabkan orang dalam kondisi emosi yang tinggi tidak bisa berikir dengan jernih. Sebaliknya dalam kondisi yang rileks dan tenang (kondisi kedua) bagian ikortkes akan bekerja dengan baik.
Memahami fungsi otak dapat memberikan pencerahan kepada kita bahwa orang yang reaktif, implusif atau tidak dapat menahan amarah adalah orang yang dikendalikan dengan otak reptil dan bagian emosi negatife. Disisi lain banyak juga manusia yang penuh pertimbangan ia dapat menahan dorongan hawa nafsunya dan selalu melakukan kebaikan serta cinta akan perdamaian. Kelompok manusia ini dikendalikan oleh bagin orteks dan emosi positifnya.
Bagaimana bisa terjadi perbedaan kendali otak tersebut ? segala sesuatu yang terjadi pada seseorang dibentuk oleh lingkungan pengasuhan. Burce Perry pernah melakukan penelitian tentang pola pengasuhan dan perkembangan strujtur otak dan perilaku manusia. Dr. Perry melakukan penelitian pada criminal yang dipenjara dan menanyakan sejarah hidupnya. Ia menggali informasi bagaiman mereka dibesarkan oleh keluarganya sejak kecil serta melakukan scaning otak untuk melihat komposisi struktur ottak mereka. Pemeriksaan tersebut kemudia dibandingkan dengan sejarah polaasuh dan hasil scaning otak dari orang yang normal atau orang yang baik-baik. Hasilnya mengejutkan otak reptile anak-anak yang mengalami tekanan sejak kecil memiliki ukuran lebih besar. Sedangkan otak limbic dan otak korteks nya menjadi kecil dan tidak berkembang, dari hasil wawancara diketahui bahwa mereka sejak kecil diasuh dengan kekerasan dan kurang perhatian, masa kecil mereka kurang stimulasi hal-hal positif dan rasa cinta. Sejak kecil mereka terus mengalami situasi yang tidak menyenangkan dibarengi dengan tuntutan untuk bertahan hidup, akibatnya mereka kurang memiliki rasa empati, cenderung egois dan terbiasa melakukan kekerasan. Penjelasan-penjelasan tersebut menunjukkan kepada kita bahwa begitu besar dampak pengasuhan sejak kecil terhadap kesehatan jiawa anak.
- Resep Pengasuhan Ramah Otak Anak
Otak manusia diciptakan Allah untuk sebagai alat untuk berpikir. Berbeda dengan binatang, meskipun memiliki otak, namun tidak digunakak untuk berpikir. Pada masa usia dini otak anak berkembang sangat pesat. Lima tahun pertama kehidupan adalah masa kritis perkembangan otak anak (Elliot, 1999). Pada masa ini dendrit-dendrit otak tersambung dan diperkirakan mencapai 100 milliar sambungan (Miller & Cummings, 2007). Kondisi inilah yang dinamakan masa keemasan dimana memungkinkan anak untuk beradaptasi dengan berbagai hal, mengenal bahasa, norma dan budaya, serta mengeksplorasi berbagai hal yang ada di sekitar anak.
Untuk mendukung perkembangan otak anak, orangtua harus mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi anak dan memberikan stimulasi ramah otak yang membuat anak bahagia. Rasa bahagia muncul saat dopamin, senyawa transmisi syaraf yang berperan menimbulkan perasaan senang dan nyaman melalui peristiwa baru berproduksi dalam jumlah banyak (Vinayastri, 2015). Kekuatan psikologis, aktivasi opion pada otak, dan dopamin saling terhubung serta merupakan kombinasi antara kebahagiaan, kehangatan, dan gaya hidup (Sunderland, 2006). Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan pola asuh dengan penuh kehangatan, ketulusan, kasih sayang, dan kegembiraan.
Aktivitas menarik yang dapat mendukung perkembangan otak anak dapat digunakan melalui berbagai media. Media yang digunakan tidak harus mahal, namun bisa memanfatkan barang-barang yang ada di sekitar rumah. Ajak anak dalam menyusun aktivitas, libatkan anak dalam kegiatan di rumah, lakukan komunikasi positif, beri kesempatan anak untuk mengungkapkan ide dan gagasan, serta tidak lupa memberikan penghargaan atas perilaku baik. Saat anak merasa bahagia melalui pengasuhan yang ramah. Pola asuh orangtua sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang. Anak yang diasuh dengan kekerasan baik fisik, psikis, maupun seksual maka otaknya akan mengalami kesulitan untuk berkembang secara optimal. Pengasuhan dengan memberikan stimulasi positif sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi akan menghasilkan hormon-horman, memperkuat, dan membentuk sambungan sel-sel syaraf baru, titik temu neuron akan terbentuk yang baru dan otak anak akan berfungsi secara optimal.